"Cepet banget, bener-bener cepet banget, cuma tiga hari dia ketemu sama gue orang (red: kami), terus pergi begitu aja tanpa ninggalin pesan apa-apa".
Gue sama sekali ga menyangka, setelah sekian lamanya gue ga ketemu sama Jen, pas sekarang ketemu lagi, kalimat itulah yang pertama kali gue dengar. Sesungguhnya, mata gue udah mulai sembab pas dengar dia mulai cerita. Tapi gue ingat pesan dari Bril.
"Kalo ketemu dia, kita jangan nangis yah, kuatin dia, dia tiap ketemu orang, cerita pasti nangis."
Iya, kali ini juga. Tapi dia masih berusaha nahan. Gue juga. Somehow, I could feel her pain. Dia sayang banget sama papanya, begitu juga sebaliknya. We know that it's really hard for her to let him go. Dia kemudian menceritakan ulang kronologi kejadiannya dan semua cerita terkait lainnya. Emang cepet banget dan ga terduga, serta dramatis. Dari ceritanya, gue bisa merasakan, there are so many signs for this day. But, at these times, who knows ?. Yes, life is so unpredictable.
Gue kenal sama papanya Jen. He is a really good man and also a good father. Terakhir kali gue ketemu sama beliau (almarhum) adalah di birthday party nya Jen. I saw that he always smile and be kind to everyone. Then now, I pray for him, please rest in peace, Om, please keep smiling from the above and keep protecting your family.
Untuk Jen..gue akui gue emang ga jago dalam hal menghibur dan memberikan kata-kata yang bisa membuatnya tegar dan kuat. Hal yang bisa gue lakukan cuma menjadi pendengar, walaupun gue tahu kalo setiap kali dia cerita, kesedihannya akan semakin bertambah. Gue bilang ke dia kalau sekarang ini cuma dia yang menjadi harapan papanya, dan juga keluarganya. Mau bagaimanapun juga, dia mesti kuat. Gue tahu, ngomong itu emang lebih gampang, karena gue ga bisa merasakan apa yang sebenarnya dia rasakan. Tapi gue yakin kok dia bisa melalui semua ini, cepat atau lambat.
My deepest condolence for her and family.
Untuk Jen..gue akui gue emang ga jago dalam hal menghibur dan memberikan kata-kata yang bisa membuatnya tegar dan kuat. Hal yang bisa gue lakukan cuma menjadi pendengar, walaupun gue tahu kalo setiap kali dia cerita, kesedihannya akan semakin bertambah. Gue bilang ke dia kalau sekarang ini cuma dia yang menjadi harapan papanya, dan juga keluarganya. Mau bagaimanapun juga, dia mesti kuat. Gue tahu, ngomong itu emang lebih gampang, karena gue ga bisa merasakan apa yang sebenarnya dia rasakan. Tapi gue yakin kok dia bisa melalui semua ini, cepat atau lambat.
My deepest condolence for her and family.