Friday, November 11, 2016

[#GegabahTrip] Chapter 5 : Happy Friday !

Jumat, 20 Mei 2016

Gak kerasa, udah hari Jumat aja yah :')
.
.
.
.
.
.
.
.
.
dan yang juga gak kerasa, kami pun sudah sampai di last main destination selama #GegabahTrip kali ini, yaitu Seoul.  

Untuk mengawali trip di Seoul, itinerary yang kami susun hari ini tidaklah rumit dan bisa dibilang merupakan paket destinasi one day Korea Trip yang paling umum serta banyak dipilih dan direkomendasikan oleh orang-orang. Setelah menikmati sarapan yang disediakan oleh guesthouse, kami langsung gerak cepat menuju destinasi pertama kami hari ini, Nami Island ! 

Selayaknya istilah banyak jalan menuju Roma, demikian pula dengan jalan menuju Nami Island. Bisa naik subway, ITX (Intercity Train Express), shuttle bus ataupun bus umum. Biar lebih menarik, kami memilih kombinasi subway dan ITX. Dari Myeongdong station naik subway menuju Cheongyangni station dan transfer ke jalur ITX (line 1) menuju Gapyeong station. Perjalanan yang kami tempuh untuk mencapai Gapyeong kurang lebih memakan waktu satu jam.


Setibanya kami di Gapyeong station, sebenarnya ada tiga jenis transportasi yang bisa kami pilih untuk bisa sampai ke Gapyeong Wharf (tempat naik ferry menuju Nami Island), yaitu taksi, shuttle bus atau bus umum. Pilihan taksi dan bus umum dengan segera kami eliminasi, karena setelah diitung-itung, lebih efektif dan efisien kalau kami memilih untuk naik shuttle bus, yang mana titik-titik pemberhentian shuttle bus ini sudah mencakup semua destinasi yang ingin kami kunjungi hari ini dan kami juga bisa bebas untuk naik dan turun bus tanpa perlu bayar berkali-kali, cukup tunjukin tiket awal aja, yang penting adalah selalu aware dengan waktu kedatangan bus yang umumnya memiliki interval waktu berbeda-beda. Biar ga ketinggalan bus, mampirlah terlebih dahulu ke tourist information begitu sampai di Gapyeong, di sana tersedia brosur atau flyer yang berisikan informasi mengenai rute dan jadwal shuttle bus



Satu-satunya hal yang tidak berada dalam prediksi kami mungkin adalah semua orang ternyata memiliki pemikiran yang sama dengan kami. Pada mau naik shuttle bus juga. Jadilah antrian untuk naik bus ramenya udah kayak ngantri sembako. Karena rame banget, sempat kepikiran mau naik bus berikutnya aja, biar dapat duduk, tapi langsung batal pas denger informasi kalau bus berikutnya baru akan tiba kurang lebih satu jam lagi, mendingan berdiri dan jadi ikan pepes deh kayaknya daripada mesti wasting time nungguin bus berikutnya, ya ga ?


Walaupun mesti berdiri dan cukup berdesakan, perjalanan dengan shuttle bus ini cukup menghibur karena ada ahjussi yang dengan semangatnya menyambut para penumpang dan memberikan penjelasan sepanjang perjalanan mengenai tempat-tempat yang akan dilalui sepanjang rute bus ini. Sampai akhirnya bus berhenti di satu tempat, kemudian si ahjussi menyerukan nama tempat tersebut berulang kali yang disusul dengan semua penumpang turun satu per satu.


YAAAK, WELCOME TO
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
NAMI ISLAND !


Nami Island juga dikenal dengan nama Naminara Republic dan tiket masuknya dikenal dengan istilah "entry visa", yang bisa diperoleh di loket dengan harga KRW 8,000. Karena Nami Island adalah pulau kecil yang berada di tengah sungai Bukhangang, maka kami harus berenang naik kapal terlebih dahulu untuk bisa menjejakkan kaki di lokasi syuting Winter Sonata, drama korea yang terkenal dengan keromantisannya, itu. 


Tenang saja, tidak perlu khawatir akan menunggu terlalu lama untuk bisa naik ke kapal, karena kapalnya luas banget sehingga bisa menampung banyak orang sekali jalan. Selain itu, waktu penyeberangan dari dermaga ke Nami Island juga tidak lama, hanya sekitar 5-7 menit. Whooos !


Bayangan gue akan suasana Nami Island yang romantis langsung buyar dalam sekejap begitu keluar dari kapal. Sejauh mata memandang ke depan dan belakang, penuh dengan khalayak ramai. Sejauh mata memandang ke samping kanan dan  kiri, adanya cuma geng #GegabahTrip. Okeh, definitely not a description of romantic, yes ?. 


Ditambah lagi, nasib melakukan perjalanan ke Korea di penghujung musim semi-atau lebih tepatnya udah memasuki musim panas-, membuat kami harus menghadapi kenyataan bahwa kondisi dedaunan yang ada di sini warnanya udah pasti tidak akan berbeda jauh dengan warna dedaunan yang ada di Jakarta. Sama-sama hijau. Tapi, kami cukup terhibur karena bisa melihat beberapa spot dimana pohon-pohon yang ada di sana daunnya masih ada yang tidak berwarna hijau. Entah memang karena pada dasarnya warnanya udah kayak gitu atau gimana, yang penting gak ijo !


Jadi kami masih bisa foto ala-ala!


Sebelum kaki melangkah lebih jauh, kami memilih untuk mengisi perut dulu di salah satu restoran yang kami lewati. Belajar dari pengalaman sebelumnya, kami tidak pesan masing-masing, melainkan hanya pesan dua menu saja untuk dibagi berempat.


Cukup bibimbap dan pajeon.


Untuk kesekian kalinya, gue mau bilang, bibimbap di Korea tuh enak, pake banget. Rasanya beda sama yang di Jakarta. Kenapa yak ? Apakah ada bumbu yang terlewatkan oleh restoran yang di Jakarta ?


Tak terkecuali, pajeonnya juga enak !


Kelar makan, kami bergegas menyelesaikan rute perjalanan mengelilingi pulau kecil ini dan begitu nemu spot yang cakep, langsung berhenti untuk foto-foto.


Tentunya, spot foto yang tidak boleh dilewatkan sama sekali, atau bisa dikatakan sebagai spot wajib foto, adalah statue pasangan Winter Sonata !


dan juga, Metasequoia path !


Untuk bisa mendapatkan foto yang tjakep di sini merupakan tantangan yang sangat besar bagi kami. Pertama, kudu ngantri, karena yang mau foto di sini banyak banget. Kedua, pas udah giliran kami, udah pasang pose dan senyum lebar, eh di belakang banyak orang yang lagi foto-foto jugak, membuat latar kami jadi ga oke. Akhirnya kudu nunggu ampe belakang jadi sepi. Ketiga, aksi penantian ini ga nyantai, karena selain mesti sabar nungguin orang-orang di belakang pada minggir dan memberikan ruang yang lebih lega buat latar kami, kami pun mesti sabar-sabar mendapatkan tatapan ketidaksabaran orang-orang di depan yang menantikan giliran foto setelah kami. Ribet yak, haha. Syukurlah, foto yang kami dapatkan setelah melalui ketiga tantangan tersebut ga mengecewakan. Ya kan ?


Berhubung kami masih ada dua tempat lagi yang harus dikunjungi dan jadwal keberangkatan bus dari Nami Island juga sudah dekat, maka kami pun segera mengakhiri perjalanan di Nami Island dan kembali menyeberangi sungai ke dermaga. 


Bhaaayyy, Nami ! Semoga next time ke sini lagi pas kamu lagi warna-warni yaa :)


Jumlah orang yang menunggu bus di halte Nami tidak kalah dengan yang di Gapyeong, malah lebih ramai. Sampai kami kebingungan jalur antriannya ada dimana. Pokoknya pas bus datang, sebisa mungkin nyempil masuk aja, daripada mesti nunggu lama lagi untuk jadwal bus berikutnya.

Destinasi kedua kami hari ini masih berhubungan dengan tempat syuting. Kalau tidak salah, tempat ini dikenal dengan lokasi syuting drama Korea yang sempat booming dan bikin heboh, My Love from the Star. Selain itu, katanya Running Man juga pernah syuting di sini.   
Petite France.


Petite France membuat gue serasa berada di dunia dongeng. Tempat yang dikenal sebagai miniatur kampung Perancis ini sungguh amat sangat instagram-able banget....tentunya kalau lagi sepi. Pas lagi ramai pasti bikin kesel dan susah dapat spot yang bagus buat take a picture. Belum lagi matahari yang kelewat terik saat itu membuat kami lebih memilih untuk mencari tempat yang adem dan terlindungi dari sinar matahari daripada berlama-lama di spot utama yang tak kunjung sepi dari pengunjung ini.



Walaupun area Petite France tidak luas, tapi banyak banget spot-spot unyu dan menarik buat foto-foto. Hanya saja butuh kesabaran tingkat tinggi. Karena sering banget ketemu grup lain yang stuck ngambil di beberapa spot ketje lama nian. Dari pose A sampe Z lalu balik lagi ke A. Berhubung kami ini penyayang dan pengasih bukan tipe yang mesti banget harus dapat foto di spot-spot itu, jadilah kami skip beberapa spot. Mending cari spot lain yang ga rame dan gampang buat ngambil foto. 


Sesi foto-foto akhirnya kami sudahi karena sadar kalau masih ada satu destinasi yang menantikan kedatangan kami dan waktu juga sudah menunjukkan pukul tiga sore. Kami kembali melanjutkan perjalanan dengan shuttle bus menuju destinasi terakhir yang kemudian kami nobatkan sebagai the most beautiful and happiest place of the day !

The Garden of Morning Calm.


Duh Gusti....cakep amat yak ni tempat ! Mengutip kata (lagu) Syahrini...Ooh, aku sangat menikmati, banyak bunga-bunga, bunga-bungaaa ~ 

Yang bikin tempat ini tambah tjakep adalah ga rame pengunjung ! Entah karena udah sore atau emang bukan lagi peak season, yang jelas pas kami datang, sepi banget. Bonus cuaca sore yang adem tapi cahaya matahari masih terang, alhasil hasil jepretan pun ketje banget. Rasanya sepanjang kaki ini melangkah, jari ga ada berhentinya buat neken shutter kamera deh. Kemudian otak juga ga berhenti ngebayangin, kalau pas autumn or spring, pasti bagusnya ga ketulungan deh, ya. Oh ya, kalo ga salah, kalo pas winter, malam harinya ada lighting festival, jadi jam operasionalnya lebih lama.


Karena sepi, mau foto ala-ala pun ga jadi masalah. Gak perlu bete karena mesti antri atau takut ada photobombing. Bebaass !


Saking bebasnya, entah ada berapa ratus foto yang kami hasilkan di sini. Namun, berhubung kebanyakan adalah foto kecacatan kami, demi menjaga image kekaleman kami dan juga mempertimbangkan kesehatan jantung kalian, gue memutuskan untuk ga memajang semua foto-foto yang ada. Cukup yang normal aja, yah !


Btw, tempat ini pasti keren deh kalo dijadiin lokasi prewed #bukankode #cumarekomendasi


Melihat langit yang udah mulai redup dan jadwal shuttle bus yang tinggal dua pilihan waktu, sekarang atau satu jam lagi, kami akhirnya memutuskan untuk mengakhiri perjalanan kami dan kembali ke pusat kota. Dari Morning Calm tinggal naik shuttle bus kemudian turun di Cheongpyeong Station dan dilanjutkan dengan ITX.


Rencananya, perjalanan kami hari ini akan ditutup dengan street food nikmat yang ada di Dongdaemun Market. Tapi kayaknya kami emang dak berjodoh deh sama market yang namanya pake "dong-dong"-an. Masih ingat cerita ke-zonk-an kami pas Dongmun market di Jeju ? Kalau waktu itu salah jam kunjungan, kali ini harusnya udah bener sih, tapi ga tau kenapa kami sama sekali ga nemu tempat yang kalau di hasil searching Google, isinya penuh dengan street food. Buyar dah langsung harapan dan bayangan indah kami ! :(


Niat awalnya sih mau coba usaha mencari lagi sembari keliling dulu ke Dongdaemun Design Plaza (DDP) yang ada di depan mata dan di seberang jalan. Namun, apa daya udara malam yang dingin membuat perut kami melakukan aksi protes. Akhirnya, pake capcipcup, masuklah kami ke salah satu tempat makan yang paling dekat dengan kami saat itu. 


Sejujurnya, gue sendiri ga tau makanan apa yang kami pesan dan makan ini, secara di menu ada paket set gitu untuk beberapa orang dan menurut kami lebih praktis daripada harus memilih satu-satu lagi. Karena lapar banget, jadilah semuanya terasa enak-enak saja, yang penting kenyang. Tambah kenyang lagi karena pas kelar makan, gue lanjut beli jajanan di stall BBQ yang kami temui di pinggir jalan. Maklum saja, ga tahan kalo digoda sama aroma barbeque. 


Eniwei, rencana ke DDP akhirnya kami batalkan karena efek kekenyangan alias ngantuk udah mencuat. Selain itu, betis juga sudah harus diistirahatkan segera. Okeh, mari balik hostel. Tapi, berhubung kalau naik bus balik hostel rada ribet, jadilah kami memutuskan untuk naik taksi aja, dengan pertimbangan lebih murah juga karena kata Google jaraknya ga terlalu jauh. Ternyata, naik taksi di sini ga gampang nih bro-sis ! Selain mesti rebutan ama orang-orang di tepi jalan, pas udah dapat taksi, si sopir kagak ngarti bahasa planet kami. Padahal udah ditunjukin pake hape alamat tujuannya mau kemana. Sampai-sampai si sopir nyerah dan nelpon ke operator taksinya buat komunikasi sama kita. HAHA. Seingat gue, kami ampe kudu spelling-in alamat hostel ke si operator hingga akhirnya si operator bisa kasitau si sopir posisi tempat tujuan kami buat diinput ke navigatornya. Well, begitulah drama penutup perjalanan kami hari ini :') 

Thank you and good night, Seoul. It's been a wonderful day for us !

(to be continued...)

No comments:

Post a Comment

Featured Post

8 Days Trip : Macau - Shenzhen - Hongkong (Prologue)

Liburan bareng ke luar negeri yuk ! Ide yang tercetus saat lagi mumet selama peak season tahun lalu. Berawal dari sanalah, semua persiapan m...